Liputan6.com, Washington: AS memindahkan pasukan-pasukan angkatan laut dan udaranya ke posisi sekitar Libia, demikian diumumkan Pentagon, Senin (28/2), ketika negara-negara Barat mempertimbangkan kemungkinan intervensi terhadap rezim Muammar Khadafi.
"Para perencana kami sedang menyusun berbagai rencana darurat, dan saya rasa sebagai bagian dari itu, kami menempatkan ulang pasukan untuk memudahkan hal itu jika keputusan telah diambil," kata juru bicara Pentagon Kolonel Dave Lapan kepada wartawan.
Penempatan "pasukan laut dan udara" itu akan memberi Presiden Barack Obama banyak pilihan dalam krisis tersebut, kata Lapan, tanpa menjelaskan kapal dan pesawat apa yang diberi perintah atau tindakan potensial apa yang sedang dipertimbangkan.
Ketika pasukan Khadafi menyerang oposisi, para pemimpin Eropa dan AS mempertimbangkan pengerahan kekuatan udara NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Libia guna mencegah Khadafi menggunakan kekuatan udara terhadap rakyatnya sendiri.
Untuk setiap intervensi militer, para komandan AS bisa memanfaatkan kapal USS Enterprise yang saat ini berada di Laut Merah, serta kapal ampibi USS Kearsarge yang memiliki armada helikopter dan sekitar 2.000 marinir.
Jumlah korban dalam konflik di Libia sulit dipastikan, namun berbagai laporan memperkirakan bahwa antara 1.000 dan 2.000 orang tewas sejak protes meletus pertama kali pada 15 Februari.
Hampir seluruh wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Khadafi sejak pemberontakan rakyat meletus di kota Pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Meski demikian, Khadafi bersikeras akan tetap berkuasa.
Khadafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa.
Aktivis pro-demokrasi di sejumlah negara Arab, termasuk Libia, terinspirasi oleh pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang berhasil menumbangkan pemerintah yang telah berkuasa puluhan tahun।(Ant/AFP/MEL)
Sumber : Yahoo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar