ea..ha..ha..ha..
kau bukan utamakan
tegap gagah perkasa
siapa dia? Wiro Sableng
membela kebenaran
membasmi kejahatan
inilah dia Wiro Sableng
sikapnya lucu tingkahnya aneh
persis orang yang kurang ingatan
dan tak sadar
dia selengean
tapi cinta damai
Wiro Sableng disukai banyak orang
Wiro Sableng dasar sableng
Gurunya gendeng muridnya sableng
aku melangkah menyusuri duniamu
cahaya di kehidupan
walau rintangan menghalangi aku
tetap tabah menghadapinya
sibak gembira yang
menyelimuti diri
meraih satu keputusaan
tegakkan keadilan
seluruh jagad insani
cahaya kemenangan
menyatu hati nurani
Wiro Wiro Sableng
Sinto Sinto Gendeng
Wiro Murid Sableng
Sinto Guru Gendeng
Wiro Sasongko itu nama aslinya
lahir dari ibu bernama Suci
dengan ayahnya bernama Raden
Ramabolang
dan dibesarkan oleh seorang guru
bernama Sinto Geni
alias eyang Sinto Gendeng
atau Sinto Sinto gila
Wiro Sableng
mewariskan sebuah senjata sakti
berupa kampak bermata dua
berhulu satu berkepala naga
kampak Naga Geni 212 namanya
senjata pamungkasnya Wiro Sableng
yang hebat
yang siap membasmi
orang orang jahat
Angka 212 memiliki makna
di dalam kehidupan
dalam diri manusia terdapat dua
unsur ingat duniawi dan Tuhan
segala yang ada di dalam dunia ini
terdiri atas pembagian
yang berlainan
namun merupakan pasangan
semuanya tak dapat terpisahkan
waaaaawww
Wiro Wiro Sableng
Sinto Sinto Gendeng
Wiro Murid Sableng
Sinto Guru Gendeng
Wiro Wiro Sableng
Sinto Sinto Gendeng
Wiro Murid Sableng
Sinto Guru Gendeng
muridnya sableng gurunya gendeng
Jumat, 14 Mei 2010
Kamis, 11 Februari 2010
Larangan Umat Islam Untuk Merayakan Valentine
Hukum Merayakan Valentine Menurut Islam
Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno/valentine ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu, secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine's Day. The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sbb: "Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998). Keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dlm tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno. Telah dijelaskan dalam Al- Qur'an. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafirun: 1- 6). Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain. Valentine Berasal dari Budaya Syirik. Ken Swiger dalam artikelnya "Should Biblical Christians Observe It?" mengatakan, "Kata "Valentine" berasal dari bahasa Latin yang berarti, "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa". Kata ini ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi". Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi "to be my Valentine", berarti sama dengan kita meminta orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si "Cupid (bayi bersayap dengan panah)" itu adalah putra Nimrod "the hunter" dewa matahari. Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini. Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik. Semangat valentine adalah Semangat Berzina Perayaan Valentine's Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang. Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan.
Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno/valentine ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu, secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine's Day. The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sbb: "Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998). Keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dlm tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno. Telah dijelaskan dalam Al- Qur'an. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafirun: 1- 6). Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain. Valentine Berasal dari Budaya Syirik. Ken Swiger dalam artikelnya "Should Biblical Christians Observe It?" mengatakan, "Kata "Valentine" berasal dari bahasa Latin yang berarti, "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa". Kata ini ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi". Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi "to be my Valentine", berarti sama dengan kita meminta orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si "Cupid (bayi bersayap dengan panah)" itu adalah putra Nimrod "the hunter" dewa matahari. Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini. Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik. Semangat valentine adalah Semangat Berzina Perayaan Valentine's Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang. Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan.
Selasa, 19 Januari 2010
adab dan akhlak terhadap guru dan menuntut ilmu
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dalam menuntut ilmu itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, berikut di antaranya.
BEBERAPA ADAB MENUNTUT ILMU
1. Mengikhlaskan niat karena Allah ta’âlâ.
2. Berdoa kepada Allah ta’âlâ supaya mendapatkan taufiq dalam menuntut ilmu.
3. Bersemangat (antusias) untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.
4. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghadiri kajian-kajian ilmu.
5. Apabila ada seseorang yang datang belakangan di tempat kajian hendaknya tidak mengucapkan salam apabila dapat memotong pelajaran yang berjalan, kecuali kalau tidak mengganggu maka mengucapkan salam itu sunnah.
6. Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya barakah ilmu. Allah ta’âlâ mencela orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya
7. Antusias untuk hadir lebih awal dan mempergunakan waktu dengan baik.
8. Berusaha melengkapi pelajaran yang terlewatkan.
9. Mencatat faedah pada halaman depan atau buku catatan.
10. Berusaha keras untuk mengulang-ulang faedah yang telah didapatkan.
11. Tatkala membeli buku hendaknya diperhatikan terlebih dahulu.
12. Tidak melemparkan kitab ke tanah.
13. Tidak memotong perkataan guru sampai beliau menyelesaikannya.
14. Sopan tatkala mengajukan pertanyaan kepada guru, tidak menanyakan sesuatu yang dibuat-buat atau berlebihan atau menanyakan sesuatu yang sudah tahu jawabannya dengan tujuan supaya gurunya tidak mampu menjawab dan menunjukkan bahwa dia tahu jawabannya
15. Memprioritaskan hal-hal yang utama dalam menuntut ilmu.
16. Memulai dengan yang lebih penting.
17. Tidak sok pintar.
18. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala menyebut-Nya
Adab Murid kepada Guru
Sebagai murid, kita harus menghormati guru. Lakukan apa yang paling disenangi oleh guru. Hindari dari menyingung perasaan guru. Taat kepada guru dalam semua perkara kecuali perkara yang maksiat kepada Allah dan Rasul. Murid lah yang dahulu mengucapkan salam. Kurangi banyak bicara yang ”asbun” (asal bunyi) di hadapannya. Berdirilah apabila guru berdiri. Bertutur dengan lemah lembut dan penuh rendah diri. Jangan mengatakan kepadanya, ”Si Fulan berkata begini (yang berlawanan).” Jangan bertanya kepada teman-teman ketika di hadapan guru. Jangan banyak ketawa dan senyum-senyum ketika berbicara dengannya. Minta lah izin untuk bertanya atau beredar dari majlis. Janganlah mengutarakan hal-hal yang berlawanan dengan pendapatnya.
Beri sepenuh tumpuan dalam pengajaran guru, duduk dengan sopan dan sentiasa dalam keadaan tenang. Jangan menarik bajunya ketika hendak berdiri bertanya soalan. Jangan meminta penjelasan guru ketika di tengah jalan dan jangan menambah hal-hal yang membosankannya. Jauhkan rasa takbur dan sombong. Bersihkan dada dan selalu berprasangka baik kepada guru. Ketika mendengar pelajaran, tampakkan kekhusu’an dan tundukkan pandangan. Bersikap diam memperhatikan setiap ucapan yang di dengar.
Sentiasa doakan keampunan dan kesejahteraan guru. Sentiasa ziarahi mereka atau menziarahi maqam mereka setelah mereka meninggal dunia. Ambillah berkat dengan mereka, doa mereka, bekas atau lebihan air atau makanan mereka. Begitu juga dengan tempat mereka mengajar atau orang-orang yang akrab dengan mereka.
BEBERAPA ADAB MENUNTUT ILMU
1. Mengikhlaskan niat karena Allah ta’âlâ.
2. Berdoa kepada Allah ta’âlâ supaya mendapatkan taufiq dalam menuntut ilmu.
3. Bersemangat (antusias) untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.
4. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghadiri kajian-kajian ilmu.
5. Apabila ada seseorang yang datang belakangan di tempat kajian hendaknya tidak mengucapkan salam apabila dapat memotong pelajaran yang berjalan, kecuali kalau tidak mengganggu maka mengucapkan salam itu sunnah.
6. Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya barakah ilmu. Allah ta’âlâ mencela orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya
7. Antusias untuk hadir lebih awal dan mempergunakan waktu dengan baik.
8. Berusaha melengkapi pelajaran yang terlewatkan.
9. Mencatat faedah pada halaman depan atau buku catatan.
10. Berusaha keras untuk mengulang-ulang faedah yang telah didapatkan.
11. Tatkala membeli buku hendaknya diperhatikan terlebih dahulu.
12. Tidak melemparkan kitab ke tanah.
13. Tidak memotong perkataan guru sampai beliau menyelesaikannya.
14. Sopan tatkala mengajukan pertanyaan kepada guru, tidak menanyakan sesuatu yang dibuat-buat atau berlebihan atau menanyakan sesuatu yang sudah tahu jawabannya dengan tujuan supaya gurunya tidak mampu menjawab dan menunjukkan bahwa dia tahu jawabannya
15. Memprioritaskan hal-hal yang utama dalam menuntut ilmu.
16. Memulai dengan yang lebih penting.
17. Tidak sok pintar.
18. Memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala menyebut-Nya
Adab Murid kepada Guru
Sebagai murid, kita harus menghormati guru. Lakukan apa yang paling disenangi oleh guru. Hindari dari menyingung perasaan guru. Taat kepada guru dalam semua perkara kecuali perkara yang maksiat kepada Allah dan Rasul. Murid lah yang dahulu mengucapkan salam. Kurangi banyak bicara yang ”asbun” (asal bunyi) di hadapannya. Berdirilah apabila guru berdiri. Bertutur dengan lemah lembut dan penuh rendah diri. Jangan mengatakan kepadanya, ”Si Fulan berkata begini (yang berlawanan).” Jangan bertanya kepada teman-teman ketika di hadapan guru. Jangan banyak ketawa dan senyum-senyum ketika berbicara dengannya. Minta lah izin untuk bertanya atau beredar dari majlis. Janganlah mengutarakan hal-hal yang berlawanan dengan pendapatnya.
Beri sepenuh tumpuan dalam pengajaran guru, duduk dengan sopan dan sentiasa dalam keadaan tenang. Jangan menarik bajunya ketika hendak berdiri bertanya soalan. Jangan meminta penjelasan guru ketika di tengah jalan dan jangan menambah hal-hal yang membosankannya. Jauhkan rasa takbur dan sombong. Bersihkan dada dan selalu berprasangka baik kepada guru. Ketika mendengar pelajaran, tampakkan kekhusu’an dan tundukkan pandangan. Bersikap diam memperhatikan setiap ucapan yang di dengar.
Sentiasa doakan keampunan dan kesejahteraan guru. Sentiasa ziarahi mereka atau menziarahi maqam mereka setelah mereka meninggal dunia. Ambillah berkat dengan mereka, doa mereka, bekas atau lebihan air atau makanan mereka. Begitu juga dengan tempat mereka mengajar atau orang-orang yang akrab dengan mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)